Asynchronous adalah istilah yang populer ketika pandemi melanda sejak akhir 2019 lalu. Saat itu, institusi pendidikan mulai memberlakukan asynchronous learning atau pembelajaran yang dilakukan secara tidak serentak.
Melalui pembelajaran asinkron, pelajar bisa mengakses kelas dan mempelajari materi pelajarannya kapan saja ia inginkan.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui perbedaannya, Anda bisa membaca artikel di bawah ini. Tak hanya bisa menemukan perbedaan asinkron dan sinkron, Anda juga akan menemukan cara-cara menerapkan asinkron.
Yuk, baca artikel dari LinovHR ini!
Apa yang Dimaksud Asynchronous?
Asynchronous adalah kata bahasa Inggris untuk asinkron, yaitu hal yang dilakukan secara tidak serentak dalam satu waktu. Jadi dapat diartikan asynchronous merupakan metode untuk melakukan suatu kegiatan yang tidak dilakukan pada waktu yang sama.
Asinkron digunakan untuk tiga macam aktivitas, yaitu aktivitas komunikasi, pembelajaran, dan pekerjaan.
Komunikasi asinkron merupakan komunikasi yang tidak terjadi secara langsung atau real-time. Komunikasi ini terjadi pada waktu yang tidak bersamaan.
Misalnya ketika seseorang mengirim email, ada kemungkinan penerima tidak akan membacanya di saat yang sama. Ini karena waktu merespon email bagi setiap orang berbeda-beda, tergantung pada kondisi tertentu.
Selain dalam komunikasi, istilah asynchronous juga sering digunakan dalam pembelajaran. Pelajaran yang menggunakan sistem asinkron memanfaatkan rekaman pelajaran, email, atau diskusi online yang bisa diakses pelajar kapan saja. Jadi, guru dan pelajar tidak perlu melakukan tatap muka secara langsung.
Terakhir, ada juga pekerjaan secara asynchronous. Bekerja secara asinkron berarti karyawan bisa mengerjakan tugasnya di waktu-waktu yang ia inginkan. Karyawan tidak perlu saling berinteraksi dalam waktu yang sama untuk menyelesaikan tugasnya.
Manfaat Bekerja dengan Metode Asynchronous
Selain diterapkan dalam pembelajaran, kini perusahaan juga telah mengakomodir bekerja secara asynchronous. Hal ini memungkinkan karena bekerja secara asinkronus juga ternyata membawa banyak manfaat. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
1. Mendapatkan Fleksibilitas
Manfaat bekerja secara asinkronus yang pertama adalah mendapatkan fleksibilitas. Fleksibilitas yang dimaksud perbedaan waktu dan lokasi kerja. Dengan asynchronous, karyawan bisa bekerja di waktu dan lokasi yang ia inginkan.
Hal ini tentu saja akan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bekerja di waktu-waktu dan lokasi yang menurutnya paling produktif. Hal ini bisa meningkatkan work life balance.
2. Memberi Kepercayaan kepada Karyawan
Bekerja secara asinkron memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk bekerja dengan ritme yang diinginkan tanpa diawasi. Bagaimanapun cara karyawan bekerja, hal yang terpenting adalah pekerjaan yang ada bisa selesai.
Perusahaan yang menaruh kepercayaan kepada karyawan bisa membuat karyawan bekerja dengan lebih baik. Karyawan akan lebih leluasa untuk bekerja dengan produktif, kreatif dan inovatif. Apalagi bekerja secara asinkron juga didukung dengan tools kolaborasi digital yang memungkinkan pekerjaan tetap terlaksana dengan baik.
3. Menurunkan Tekanan Pekerjaan
Sering kali, karyawan merasakan burnout apabila bekerja secara synchronous. Ini karena pekerjaan yang dilakukan secara sinkronus memiliki rutinitas commuting dan jam kerja yang berulang sehingga menimbulkan rasa bosan.
Akan tetapi, risiko burnout akan menurun apabila perusahaan menerapkan kerja asynchronous. Hal itu disebabkan karena karyawan bisa memilih sendiri waktu kerja yang paling optimal untuk mereka.
Perbedaan Synchronous dan Asynchronous
Synchronous dan asynchronous merupakan kebalikan. Synchronous merupakan komunikasi, pembelajaran, atau pekerjaan yang dilakukan dalam waktu yang sama. Hal ini berbeda dengan asynchronous yang tidak membutuhkan kesamaan waktu untuk melakukan aktivitas.
Baik synchronous ataupun asynchronous, keduanya bisa dilakukan secara online. Akan tetapi, ada perbedaan media yang melandasi aktivitas sinkron dan asinkron dunia online.
Misalnya, sinkron memanfaatkan video call atau telepon untuk saling berkomunikasi dan melakukan aktivitas. Video call membuat individu bisa saling berkomunikasi secara langsung dalam waktu yang sama.
Hal ini berbeda dengan asinkron yang memanfaatkan email atau pesan singkat untuk melakukan aktivitas. Surel dan pesan singkat merupakan media asinkron karena individu tidak perlu mengakses keduanya dalam waktu yang bersamaan.
Baca Juga: Menerapkan 30 60 90 Day Plan untuk Tingkatkan Performa Kerja
Tips Melakukan Asynchronous Learning
Jika Anda ingin melakukan asynchronous learning, Anda perlu menyimak tips berikut ini agar pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal.
1. Menggunakan media pembelajaran yang inovatif
Meski belajar di waktu yang berbeda, bukan berarti pembelajaran jadi membosankan. Anda bisa menggunakan media pembelajaran inovatif yang membuat pelajar dapat belajar tanpa rasa bosan.
Contoh media yang bisa digunakan misalnya video, podcast, infografis, atau diskusi online melalui Learning Management System (LMS).
2. Menetapkan Deadline
Deadline tetap perlu ditetapkan dalam pembelajaran asinkron agar jadwal belajar tetap terkontrol. Dengan demikian, pelajar bisa menentukan waktu belajarnya sendiri dan menyerahkan tugas sebelum deadline.
3. Memberikan Bantuan dan Umpan Balik
Pembelajaran secara asinkron tanpa sadar akan membuat pelajar merasa sendiri. Oleh karena itu, penyelenggara pembelajaran perlu menyiapkan saluran bantuan dan sesi umpan balik. Hal ini dilakukan agar kesulitan yang dialami pelajar dapat segera teratasi dan pelajar bisa mengetahui hasil belajarnya selama ini.
4. Melakukan Asesmen
Tak ketinggalan, asesmen juga perlu dilakukan dalam pembelajaran asinkron. Contoh asesmen yang bisa diterapkan adalah kuis atau ujian.
Asesmen sangat penting untuk mengukur kemampuan pelajar. Hasil asesmen ini akan membuat pelajar bersemangat mempelajari hal lain dan mengulang pembelajaran.
5. Memberi Materi yang Mudah Dicerna
Jika ingin mendapatkan hasil yang terbaik dari pembelajaran asinkron, maka penyelenggara harus memberi materi yang mudah dicerna.
Hal yang bisa dilakukan misalnya memberikan materi dalam video berdurasi singkat, paling lama sekitar 15 menit. Jika video terlalu lama, pelajar akan bosan dan cenderung ingin meninggalkan pelajaran.
Selain itu, penyelenggara juga bisa menyediakan materi dengan visual untuk membantu pelajar mengingat materinya.Â
Kini, Anda sudah tahu semua tentang asynchronous. Baik itu asynchronous learning ataupun bekerja secara asinkron. Semoga ulasan tersebut bermanfaat bagi Anda.