Apatis adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak menunjukkan kepeduliannya terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. Mereka bersikap acuh tak acuh dengan apa yang terjadi di sekitar mereka.
Hal ini dapat mengganggu kualitas hidup seseorang dan memengaruhi hubungan sosial di lingkungannya.
Sikap ini bisa terjadi juga di tempat kerja dan akan berdampak pada kinerja tim dan perusahaan secara keseluruhan.
Maka dari itu, penting sekali untuk kita bisa mengenali sikap negatif satu ini sebelum terlambat.
Artikel LinovHR telah menyusun informasi masi lengkap yang akan memberikan pemahaman berharga bagi Anda, mari simak!
Apa Itu Apatis?
Secara umum, apatis adalah keadaan di mana seseorang kehilangan motivasi, kepekaan, dan menunjukkan sikap acuh terhadap lingkungan sekitarnya.
Mereka cenderung tidak peduli, tidak berminat, dan tidak perhatian dengan beberapa aspek di dalam kehidupannya, baik emosional ataupun aspek fisik.
Apatis sering kali muncul sebagai respons terhadap tingkat stres yang tinggi, yang mungkin terkait dengan objek atau subjek tertentu, seperti orang, aktivitas, atau lingkungan. Sikap ini ditunjukkan dengan menarik diri.
Sikap ini sering dikaitkan dengan depresi, dan dapat mencerminkan ketidakminatan individu terhadap hal-hal dalam kehidupan.
Di dalam dunia kerja, karyawan yang bersikap apatis dapat memengaruhi produktivitas karena mereka tidak lagi peduli untuk melakukan yang terbaik, mereka hanya melakukan hal-hal sekadarnya.
Karyawan yang bersikap seperti ini sering memiliki ekspresi datang dan tatapan kosong ketika ada pekerjaan yang harus mereka selesaikan.
Mereka lebih sering menghabiskan aktivitas pada hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, seperti mengakses media sosial, melakukan panggilan telepon pribadi, atau istirahat.
Penyebab Apatisย ย
Di dalam lingkungan kerja, ada beberapa hal yang menyebabkan karyawan bersikap apatis, yaitu:
- Ketidakjelasan tujuan yang ditetapkanย
- Tugas yang tidak memuaskan yang tidak memanfaatkan bakat karyawan.
- Keterbatasan peralatan kantor atau sumber daya yang tidak memadai untuk menyelesaikan pekerjaan.
- Kurangnya pengakuan terhadap kinerja yang baik dari perusahaan.
- Kondisi lingkungan yang buruk, seperti suhu yang terlalu panas atau dingin, pencahayaan yang tidak mencukupi, serta ruang kerja yang terlalu sempit.
- Pengawasan yang tidak memadai yang memungkinkan beberapa orang untuk bersikap malas dan mengurangi semangat kerja orang lain.
Ciri-Ciri Apatisย
Menurut sebuah jurnal yang berjudul “Apathy: A Practical Guide for Neurologists” (2016), apatis dapat muncul sebagai gejala yang terkait dengan kondisi mental health, penyakit Parkinson, atau Alzheimer, seperti:ย
- Kehilangan minat atau ketertarikan terhadap banyak hal dalam kehidupannya.
- Kurangnya perhatian terhadap aspek-aspek penting dalam kehidupan, seperti aspek emosional, sosial, atau fisik.
- Kehilangan motivasi dan antusiasme terhadap hal-hal yang dulunya dianggap menarik dan menyenangkan.
- Kurangnya sensitivitas dan perhatian terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
Baca Juga:ย Apakah Penderita Parkinson Bisa Bekerja?
Dampak yang Ditimbulkan dari Apatis
Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh karyawan yang apatis, seperti:
1. Menurunnya Produktivitas
Karyawan yang apatis cenderung tidak berusaha keras dalam mencapai tujuan pribadi ataupun tujuan perusahaan.
Mereka tidak mampu untuk bergabung dan memberikan kontribusi dalam diskusi ataupun rapat yang diadakan.
Produktivitas mereka terus menurun, ini pun sangat terasa dan bisa berpotensi kepada keuntungan bisnis Anda.
2. Pelayanan Pelanggan yang Buruk
Di bisnis retail, kehadiran karyawan yang apatis dan kurang termotivasi dapat memengaruhi pelayanan yang diberikan.
Sikap masa bodoh mereka akan menyebabkan pelanggan merasa tidak puas dan ini dapat merusak reputasi bisnis Anda.
Seperti yang kita ketahui,ย jarang kita melihat ulasan positif seperti, “Dia sangat ramah dan menyenangkan dalam berinteraksi.”
Lebih sering, ulasan mencerminkan ketidaknyamanan atau kesan bahwa mereka hanya mengikuti kebijakan bisnis dengan ekspresi wajah datar.
3. Menurunkan Semangat Tim
Sikap ini dapat menular dan merusak semangat kerja seluruh tim. Hal ini berpotensi mengurangi produktivitas dan kepuasan secara keseluruhan di tempat kerja.
Membiarkan sikap ini terus berlanjut dapat menghancurkan kesuksesan bisnis Anda.
4. Meningkatkan Angka Turnover
Karyawan yang apatis cenderung lebih mungkin meninggalkan pekerjaan mereka, yang berdampak pada peningkatan angka turnover dan cost per hire serta pelatihan karyawan baru.ย
Dalam beberapa kasus, upaya untuk mempertahankan mereka dengan memberikan promosi dapat menjadi kontraproduktif.
Sebab, hal ini akan mengukuhkan perilaku negatif mereka saat memiliki kekuasaan, dan hal ini dapat menjadi masalah tersendiri.
5. Penurunan Profitabilitas
Ketika seorang karyawan bersikap apatis, mereka cenderung tidak berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan.
Hal ini mencerminkan pandangan negatif mereka yang menjadikan upaya merusak mental Anda secara terus menerus.
Dampaknya adalah penurunan keuntungan dan kesuksesan secara keseluruhan dari bisnis yang Anda jalankan.
Baca Juga:ย Gabut Adalah Gaji Buta, Berikut Cara Mengatasi Karyawan Gabut
Bagaimana Membuat Karyawan Apatis Terlibat dengan Pekerjaannya?
Terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi sikap apatis dan meningkatkan keterlibatan karyawan terhadap pekerjaan mereka.
1. Identifikasi Penyebab Sikap Apatis
Setiap individu mungkin memiliki faktor penyebab yang berbeda untuk mengalami apatis.
Penting bagi Anda untuk melakukan evaluasi situasi yang ada dan mendapatkan masukan dari karyawan mengenai hal-hal yang dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam pekerjaan.
2. Lakukan Komunikasi Personal dengan Karyawan
Saling berinteraksi secara individu dan ikut serta dalam rapat tim dan unit kerja.
Tanyakan tentang keadaan mereka dan tunjukkan minat tulus Anda terhadap situasi mereka. Hindari pertanyaan yang memberikan tekanan atau mengesankan bahwa mereka apatis.
3. Ajukan Pertanyaan
Tanyakan kepada mereka, apa yang membuat pekerjaan mereka akan terasa lebih bermakna dan memberikan kebahagiaan.
Selain mendapatkan informasi berharga, ini akan menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap mereka. Hal ini dapat membantu merubah pola pikir negatif bahwa tidak ada yang peduli.
4. Ajak Karyawan untuk Keluar dari Lingkungan Kantor
Izinkan mereka mengunjungi pelanggan dan memahami bagaimana produk atau layanan Anda digunakan.
Dengan melibatkan karyawan dalam interaksi dengan pelanggan, mereka dapat memperoleh masukan tentang cara meningkatkan kinerja dan apa yang telah berhasil dilakukan.
5. Promosikan Prestasi Karyawan
Ambillah foto atau video, atau ceritakan tentang prestasi yang luar biasa yang telah dicapai oleh karyawan. Soroti bagaimana kontribusi mereka memberikan manfaat bagi perusahaan.
Tempelkan di tempat kerja. Ini akan membantu karyawan melihat bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi dalam konteks yang lebih luas.
6. Buat Suasana Kantor yang Menyenangkan
Ciptakan lingkungan kerja yang cerah dan menyenangkan dengan menggunakan cat dinding yang ceria, menambahkan karya seni, memutar musik yang menenangkan, dan mengatur pencahayaan dan suhu yang nyaman.ย
Pastikan peralatan dan perabotan yang digunakan memadai. Sediakan fasilitas area istirahat dengan fasilitas makanan dan memasak.
7. Tingkatkan Interaksi Sosial
Sediakan cross training untuk mengurangi kebosanan dan mendorong kemajuan karier. Berikan pengakuan baik secara formal maupun informal atas kinerja yang baik.
Tetapkan tujuan kinerja yang jelas. Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan jika memungkinkan.
Rencanakan kegiatan-kegiatan menyenangkan, seperti makan siang bersama atau acara kopi dan makanan penutup, sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas kinerja mereka.
Nilai Kinerja Karyawan Apatis dengan Engagement Survey LinovHR
Sikap apatis yang ditunjukkan karyawan tentu bukan sesuatu yang baik bagi perusahaan. Cepat atau lambat hal ini bisa berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Maka dari itu, penting sekali untuk perusahaan melakukan identifikasi awal untuk mengenali sikap negatif ini.
Salah satu mengidentifikasi sikap ini adalah dengan secara berkala melakukan survei terkait dengan keterlibatan karyawan. Dengan informasi yang didapat dari survei, Anda bisa tahu sejauh apa keterlibatan karyawan di tempat kerja dan apa yang mereka harapkan dari perusahaan.
Melakukan survei ini akan sangat menyulitkan bila Anda menggunakan cara-cara manual. Anda perlu menyusun pertanyaan, mencetaknya, membagikannya, serta melakukan analisis. Tentu ini sangat melelahkan dan tidak efektif dan efisien.
Beruntungnya, sekarang melakukan kegiatan engagement survey bisa dilakukan lebih mudah dengan Performance Appraisal LinovHR.
Tidak hanya memfasilitasi perusahaan untuk melakukan monitoring kinerja karyawan, Performance Appraisal LinovHR juga dilengkapi dengan fitur Engagement.
Fitur ini secara khusus mendukung perusahaan untuk melakukan berbagai kegiatan survei kepada karyawan, tidak terkecuali engagement survey.
Dengan fitur ini, perusahaan dapat melakukan survei secara terstruktur dan serentak kepada sejumlah karyawan.ย
Setelah itu, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan keterlibatan karyawan berdasarkan hasil survei. Anda dapat memanfaatkan fitur tersebut untuk memperoleh umpan balik dan tanggapan dari karyawan secara teratur.ย
Dengan demikian, perusahaan dapat dengan cepat mengidentifikasi solusi untuk setiap permasalahan atau meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk melakukan kegiatan pulse survey secara otomatis, cepat, dan mendapatkan hasil yang akurat.ย
Jadi, jangan ragu untuk mengklik tautan pada laman tersebut untuk menjadwalkan demo gratis sekarang juga, ya!