Job fit merupakan metode untuk mengevaluasi kesesuaian antara karakteristik kandidat atau karyawan dengan posisi yang ada di perusahaan berdasarkan kepribadian, keterampilan interpersonal, pengalaman, dan nilai-nilai yang mereka miliki dalam lingkup pekerjaan.Â
Evaluasi ini biasanya dilakukan sebagai tambahan dari penilaian kesesuaian berdasarkan latar belakang pendidikan dan keterampilan kandidat karyawan yang akan dipilih.
Dalam proses seleksi karyawan yang dilakukan oleh tim HR, hal ini menjadi faktor penting yang dipertimbangkan oleh perusahaan.Â
Hal ini mendorong pengembangan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan kandidat dalam memenuhi persyaratan pekerjaan, sejauh mana mereka cocok dengan lingkungan kerja yang ada, serta membuat keputusan perekrutan yang tepat.
Ingin tahu lebih jelasnya? Mari simak artikel dari LinovHR dibawah ini!
Pengertian Job FitÂ
Job fit adalah sebuah konsep yang mengacu pada seberapa cocok seorang karyawan dengan posisinya.
Atau dari istilah tersebut dapat dijelaskan bahwa pengertian person job fit merupakan mempekerjakan karyawan yang paling sesuai untuk posisi yang mereka lamar.
Konsep ini adalah konsep yang holistik, di mana tidak hanya mengukur kemampuan yang dibutuhkan kandidat untuk berhasil dalam posisi mereka.
Tetapi juga potensi mereka untuk terikat dengan kolega dan menyelesaikan masalah di lingkungan kerja. Ini mencakup hard skill, soft skill, nilai-nilai, dan kecocokan budaya.
Hal ini bisa menjadi strategi yang baik bagi organisasi dalam mengurangi turnover karyawan dan meningkatkan tingkat retensi karyawan. Secara umum, karyawan yang sesuai dengan posisinya akan merasa lebih bahagia dan produktif.
Ini juga akan berdampak positif pada keadaan perusahaan dan pada akhirnya menguntungkan profitabilitas perusahaan.
Terdapat banyak sekali faktor yang memengaruhi job fit. Kepribadian, misalnya, bisa berpengaruh besar pada seberapa bahagia dengan posisinya.
Kandidat yang kurang tegas mungkin tidak akan senang dengan posisi manajerial, sementara individu yang ekstrovert mungkin tidak puas bekerja dalam peran yang melibatkan interaksi manusia yang minimal.
Mengapa Job Fit Penting
Job fit memiliki peranan penting dalam menentukan produktivitas perusahaan. Maka tidak heran bila perusahaan akan mempertimbangkan banyak faktor saat merekrut karyawan.
Karena karyawan dengan performa terbaik namun tidak cocok dengan budaya dan organisasi akan merasa tidak puas di tempat kerja, kurang termotivasi, dan lebih cenderung untuk keluar.
Di sisi lain, seseorang yang cocok dengan budaya perusahaan namun tidak memiliki keterampilan teknis yang sesuai akan menghadapi kesulitan dalam bekerja, yang berdampak pada kinerja keseluruhan yang tidak sesuai.
Kandidat juga perlu memerhatikan job fit saat melamar pekerjaan untuk menghindari kesalahan dan kekecewaan.
Sebagai contoh, seorang insinyur mungkin memiliki latar belakang teknis yang sangat baik untuk sebuah peran di industri minyak dan gas.
Namun, jika kinerjanya tidak sejalan dengan nilai-nilai perusahaan, mereka akan merasa tidak betah dan mulai mencari pekerjaan di tempat lain.
Kita juga bisa melihat contoh dari profesi medis. Meskipun seorang dokter harus memiliki keahlian akademis dan pengetahuan teknis yang luas, mereka tidak dapat bekerja secara efektif tanpa adanya empati, kemampuan berkomunikasi dan sikap yang baik terhadap pasien.
Di Amerika Serikat, tes keterampilan klinis dilakukan sebagai bagian dari penilaian pra-kerja untuk mengukur keterampilan mahasiswa kedokteran.
Termasuk kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan jelas kepada pasien dan mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menyela.
Manfaat Job Fit Adalah
Mempekerjakan karyawan sesuai dengan job fit mereka merupakan cara penting bagi organisasi untuk mengurangi pergantian karyawan. Selain itu, hal tersebut dapat bermanfaat untuk perusahaan, di antaranya:
- Mengurangi pergantian karyawan, dengan mengurangi risiko mendapatkan karyawan yang tidak cocok dengan mempertimbangkan calon secara holistik.
- Meningkatkan retensi karyawan melalui peningkatan motivasi dan keterlibatan.
- Membantu menemukan staf yang produktif dan sesuai dengan lowongan pekerjaan yang diiklankan, serta memberikan peluang peran di masa depan.
- Meningkatkan kualitas perekrutan, kinerja, dan produktivitas, sehingga memenuhi kebutuhan bisnis dengan lebih baik.
- Membawa kolaborasi yang lebih baik di antara tim.
Baca Juga: Bagaimana Cara Melakukan Job Redesign?
Metode Mengukur Job FitÂ
Dalam konteks merekrut kandidat yang sesuai dengan posisi yang dibuka, ada beberapa metode seleksi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kecocokan tersebut.
Ini dia beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengukur job fit yang bisa digunakan dalam proses rekrutmen.
1. Tes Penilaian Situasi (Situational Judgement Test)
Tes penilaian situasi digunakan untuk menilai respons kandidat dalam situasi-situasi tertentu di lingkungan kerja. Kandidat diberikan skenario yang mirip dengan situasi yang akan mereka hadapi dalam pekerjaan.Â
Dalam tes ini, mereka akan dinilai berdasarkan tindakan yang dianggap paling tepat sebagai respons terhadap situasi tersebut.
Tes ini tidak hanya mengukur pemahaman kandidat tentang pekerjaan, tetapi juga melihat apakah perilaku yang ditunjukkan kandidat sehari-hari cocok dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan.
Kandidat yang memiliki pengalaman, nilai-nilai, soft skill, dan karakteristik yang sesuai dengan pekerjaan cenderung akan menunjukkan tindakan yang tepat dalam tes ini.
Karena situasi dalam pekerjaan bervariasi antar bidang pekerjaan dan organisasi, tes ini biasanya dirancang secara spesifik untuk bidang pekerjaan tertentu dan organisasi tertentu.
2. Tes Kemampuan Kognitif (Cognitive Ability Test)
Tes kemampuan kognitif dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir atau bernalar seseorang. Tes ini juga sering digunakan oleh praktisi HR untuk menilai kesesuaian kandidat dengan pekerjaan tertentu.
Soft skill seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis diperlukan dalam semua posisi pekerjaan, tetapi dengan tingkat dan konteks yang berbeda-.
Misalnya, dalam bidang keuangan, kemampuan berpikir kritis diperlukan untuk menginterpretasikan laporan keuangan dan mengenali trend dalam keuangan perusahaan.
Pada umumnya, posisi manajerial membutuhkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis pada tingkat yang lebih tinggi daripada pekerjaan tingkat awal.
Oleh karena itu, tes kemampuan kognitif dapat digunakan sebagai penilaian sejauh mana kandidat cocok untuk posisi tersebut.
3. Tes Kepribadian (Personality Test)
Berbeda dengan tes kemampuan kognitif, tes kepribadian dirancang untuk menilai kecenderungan perilaku seseorang, bukan kemampuannya.Â
Meskipun tidak ada tipe kepribadian yang lebih baik atau buruk dibandingkan dengan tipe lainnya, tipe kepribadian seseorang dapat digunakan untuk menilai kecocokan mereka dengan bidang pekerjaan tertentu.
Umumnya, tes kepribadian yang umum digunakan dalam job fit adalah Big Five atau juga OCEAN. Tes ini mengkategorikan kepribadian seseorang ke dalam lima dimensi atau trait, yaitu openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism.
Tingkat skor dimensi dalam tes kepribadian akan berbeda-beda untuk setiap pekerjaan, tergantung pada jenis, karakteristik, dan atribut pekerjaan yang terkait.Â
Sebagai contoh, seseorang dengan tingkat conscientiousness yang tinggi dan openness to experience yang rendah akan lebih sesuai untuk pekerjaan di bidang administratif daripada di bidang kreatif.
Di sisi lain, pekerjaan di bidang penjualan dan hubungan masyarakat cenderung lebih cocok untuk kandidat dengan tingkat extraversion yang tinggi.
Baca Juga: Tips dan Contoh Beberapa Soal Psikotes
Apa Itu Teori Person Job Fit?
Apa itu pengertian person job fit? Person job fit adalah teori yang dikemukakan oleh John Holland, teori ini menyoroti pentingnya kesesuaian antara karyawan dan pekerjaannya (Robbins dan Judge, 2008).
Menurut Holland, ketika kepribadian seorang individu dan tuntutan pekerjaan saling cocok, hal ini akan meningkatkan job satisfaction.
Sebagai contoh, individu yang memiliki sifat realistis akan lebih cocok bekerja dalam lingkungan kerja yang realistis daripada dalam lingkungan yang konvensional.
Software Competency Management LinovHR Bantu Job Fit Lebih Tepat
Job fit memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan dan menempatkan karyawan sesuai dengan posisi atau juga budaya perusahaan.
Dengan begini, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap posisi yang ada di perusahaan di isi oleh orang-orang yang tepat.
Salah satu bekal penting dalam penerapan job fit adalah adanya pengelolaan kompetensi yang baik di dalam perusahaan. Dari kompetensi inilah nantinya perusahaan akan mencocokan kesesuaian karyawan dengan posisi yang ada di perusahaan.
Saat ini, pengelolaan kompetensi di perusahaan bisa dilakukan lebih mudah dan berbasis digital dengan memanfaatkan Competency Management Software LinovHR.
Dengan memanfaatkan fitur yang ada di dalam software manajemen kompetensi ini, perusahaan dapat menyusun dan mencocokan kompetensi karyawan atau kandidat dengan posisi yang tersedia di perusahaan.
Untuk melakukannya, Anda bisa memanfaatkan fitur Competency List, dari fitur ini Anda dapat membuat daftar kompetensi apa saja yang dibutuhkan sebuah divisi di perusahaan.
Lalu Anda juga bisa mengkategorikannya dengan memanfaatkan Competency Category.
Bila sudah melakukan pengkategorian kompetensi, Anda juga bisa memanfaatkan fitur Competency Model untuk melakukan assign pada job role yang ada.
Dengan menggunakan Software Competency Management LinovHR, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan yang direkrut atau dipromosikan memiliki kecocokan yang lebih baik dengan pekerjaan yang mereka lakukan.Â
Ini membantu meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan, mengurangi risiko kesalahan perekrutan, dan meningkatkan kepuasan karyawan.
Anda dapat mengajukan demo gratis untuk mengetahui lebih jauh mengenai Software Competency Management LinovHR. Anda juga bisa mendapatkan penawaran spesial, ayo ajukan sekarang!