Coba ingat kembali pada saat Anda masih sekolah, apa Anda memiliki teman yang kecerdasannya melebihi yang lain dan menonjol di kelas? Kebanyakan beranggapan bahwa orang cerdas inilah yang akan mengubah dunia. Mereka selalu dapat nilai A, disanjung oleh banyak orang dan banyak yang membicarakan mereka akan sukses besar suatu hari nanti.Sekarang, setelah berlalu 1, 2 dekade. Anda tidak melihat sesuatu yang luar biasa yang telah dilakukan teman cerdas Anda ini. Bahkan, Anda tidak pernah mendengar apapun tentang mereka lagi.
Apakah Anda mengetahui seseorang yang seperti ini? Atau mungkin Anda sendiri yang mengalaminya?
- Mereka tidak menjangkau orang – orang baru
- Mereka sulit beradaptasi dengan situasi baru
- Mereka tidak mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan
- Mereka berpikir bahwa mereka pantas menjadi orang sukses karena identitasnya
- Mereka selalu mengejar hal – hal besar selanjutnya
- Mereka tidak dapat berkomitmen pada satu keputusan
Mungkin anda pernah berpikir bahwa kecerdasan dan etos kerja yang kuat adalah kunci semua yang Anda butuhkan untuk menjadi orang yang sukses. Tetapi ternyata hal tersebut tidak selalu benar. Ya, kedua nya memang hal yang penting, tetapi hal tersebut bukan jaminan dalam meraih kesuksesan dalam hidup.
Berikut 7 alasan, mengapa orang yang cerdas dan pekerja keras, justru tidak terlalu sukses.
Â
-
Mereka tidak menjangkau orang – orang baru.
Tetap dekat dengan orang – orang sudah Anda kenal untuk waktu yang lama bukanlah suatu yang sulit. Anda sudah saling tahu pribadi masing-masing sehingga lebih mudah dapat menertawakan lelucon – lelucon yang pernah dialami bersama. Ketika Anda sudah mempunyai teman lama, maka menjumpai orang – orang baru juga merupakan hal yang sama pentingnya.
Dengan tetap berada bersama dengan orang – orang yang sudah Anda kenal akrab, itu berati bahwa ide-ide yang sama akan didaur ulang lagi dan lagi, dan Anda tidak bisa menemukan pembelajaran mengenai perspektif baru di luar pemikiran Anda.
Pada awalnya, akan terasa sulit menjangkau keluar, namun dengan memulai melakukan hal – hal yang sederhana, itu akan sangat membantu. Misalnya seperti memperkenalkan diri Anda pada orang yang belum Anda kenal.
Baca Juga : Tips Menjawab Pertanyaan Interview ” Mengapa Anda ingin Bekerja di Perusahaan Kami” ?
-
Mereka sulit beradaptasi dengan situasi baru
Suatu perubahan pada lingkungan, entah itu perubahan pada keadaan atau peristiwa, hal tersebut memberikan sinyal bahwa ada suatu kebutuhan yang perlu diadaptasi segera. Terkadang, berada dalam satu lingkungan yang sama dalam kurun waktu yang lama, berdampak pada sulitnya menyesuaikan diri apabila tiba – tiba terjadi perubahan. Kabar baiknya, perubahan – perubahan tersebut juga memberikan kita kesempatan untuk memiliki berbagai macam ide baru atau inovasi.
Ketimbang menolak perubahan – perubahan, sebaiknya amati perubahan tersebut dan temukan bagaimana Anda bisa melakukan yang terbaik dari perubahan – perubahan tersebut dan membiarkan perubahan tersebut bekerja maksimal untuk Anda. Terbukalah dengan konsep – konsep baru dan milikilah keingintahuan mengenai dunia disekitar Anda. Mungkin ada peluang bisnis baru atau peristiwa yang dapat mengubah kehidupan di sekitar Anda.
-
Mereka tidak mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan
Ada 2 (dua) jenis resiko :
- Blind Risk Ă kondisi ketika sesuatu terlihat mencemaskan atau berpotensi mengakibatkan bencana besar dalam jangka panjang.
- Calculated Risk Ă Kondisi ketika ada potensi yang hilang, namun dapat berputar balik sehingga dapat melakukan perubahan hidup.
Orang cerdas sering kali tidak memilih risiko manapun, karena mereka lebih memilih mengikuti cara yang aman. Mereka mungkin bisa mengikuti langkah yang sama seperti rekan – rekan mereka, atau mereka akan memilih karir yang dianggap dapat diterima oleh orang lain.
Ketika dimana ada suatu tingkat keamanan untuk melakukan hal tersebut, maka hal itu juga dapat berarti bahwa ada beberapa kesempatan untuk mencapai kesuksesan besar dengan mengembangkan diri.
-
Mereka berpikir bahwa mereka pantas menjadi orang sukses karena identitasnya
Orang yang telah bekerja keras selama di sekolah seringkali mempunyai almamater yang mengesankan, mempunyai prestasi yang banyak, dan nilai yang tinggi. Mereka ditempatkan di posisi atas sehingga orang lain mengetahui potensi mereka. Hal tersebut mungkin baik, tetapi juga memiliki efek negatif.
Saya pernah dengar seseorang mengklaim bahwa dirinya layak mempunyai sesuatu karena kecerdasan mereka atau nama besar sekolah mereka. Mereka mengharapkan hal – hal tersebut dapat berjalan dengan otomatis karena identitas mereka. Sayangnya, meskipun demikian, hidup tidak berjalan seperti itu.
Di dunia nyata, hasil merupakan hal penting. Mendapatkan hasil berarti disana ada kerja keras, pemikiran strategis, serta sedikit keberuntungan. Anda dapat meningkatkan faktor terakhir tersebut dengan bekerja di dua tahapan pertama yaitu kerja keras dan berpikir secara strategis.
-
Mereka selalu mengejar hal – hal besar selanjutnya
Satu hal yang sering saya dengar dari orang – orang yang berprestasi tinggi adalah bahwa mereka benci membuang-buang waktu dengan percuma. Semua orang cerdas sangat menyadari akan nilai waktu berharga bagi merek. Waktu dan usaha yang dihabiskan pada satu hal bagi mereka bisa berarti berpotensi untuk kehilangan yang lainnya.
Meskipun hal ini merupakan atribut yang kuat, namun mengejar hal yang besar tanpa mengikuti aturan yang ada, akan membawa kita kepada kebiasaan yang buruk. Dimulai dalam lingkungan sangat sulit dan dengan melalui rintangan awal memang membutuhkan kesabaran.
Berusaha fokus pada satu tujuan akan menghasilkan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang daripada melakukan berbagai tujuan, dan akhirnya menjadi mulai bosan, dan kemudian melakukan tujuan yang baru lagi.
-
Mereka tidak dapat berkomitmen pada satu keputusan
Cerdas dan bekerja keras memang membuka banyak pintu. Orang pada umumnya melihat ini sebagai hal yang baik, tetapi sebenarnya dapat juga menjadi seperti membatasi seseorang untuk memiliki beberapa pilihan.
Banyaknya pilihan kadang malah membuat orang sulit memutuskan apa yang harus dilakukan. Akibatnya tergoda untuk melompat-lompat dan “melihat apa yang cocok untuk Anda”. Saya mengenal seseorang yang mengikuti berbagai program sekolah pascasarjana satu demi satu. Lebih dari 10 (sepuluh) tahun kemudian, orang tersebut masih tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Daripada berkecimpung dalam banyak usaha, saya sarankan lebih baik menguji hal-hal tersebut pertama kali. Berbicara dengan pakar atau orang yang berkecimpung pada bidang tersebut dan melakukan penelitian sebelum membuat keputusan, sehingga Anda akan tahu apakah pilihan Anda sesuai atau tidak dengan kepribadian dan gaya hidup Anda.
-
Mereka tidak percaya terhadapap kemampuan diri mereka sendiri
Anehnya, orang cerdas terkadang meremehkan kemampuan mereka sendiri. Mereka adalah kritikus terburuk bagi diri mereka sendiri, sehingga menyebabkan mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mencapai sebanyak yang mereka bisa.
Orang cerdas memiliki standar yang tinggi ketika berbicara mengenai pekerjaan mereka. Setiap kali mereka bekerja pada suatu proyek, mereka cenderung untuk meneliti dan menebak-nebak produk akhir nya. Hal ini tampaknya baik, tetapi seringkali hal ini justru lebih melemahkan ketimbang membantu. Perfeksionisme dapat menghambat orang untuk melangkah maju dalam tujuan mereka atau selalu memulai apa pun dari awal.
Jadi, daripada membiarkan ketakutan seperti “bagaimana jika” atau “saya tidak cukup baik”, lebih baik persiapkan diri Anda untuk tetap melakukan sesuatu yang baru, lakukan saja. Bersiaplah untuk memulai gebrakan dengan tujuan kesempurnaan di setiap waktu.