Pengaruh IPK Terhadap Dunia Kerja, Ini Faktanya!

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Pengaruh IPK Terhadap Dunia Kerja, Ini Faktanya!
Isi Artikel

Selama ini, Anda mungkin sudah sering mendengar tentang korelasi antara IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dengan kesuksesan di dunia kerja. Mulai dari sebagai syarat melamar kerja hingga kunci dalam peningkatan karier, beberapa orang kerap menekankan pentingnya IPK tinggi untuk mencapai hal-hal tersebut.

Namun, benarkah sebesar itu pengaruh IPK terhadap dunia kerja? Artikel LinovHR kali ini akan membahasnya secara menyeluruh. Mari simak hingga tuntas!

Pentingkah Nilai IPK Tinggi di Dunia Kerja

Seberapa penting IPK dalam dunia kerja? Ketika membuka rekrutmen karyawan, beberapa perusahaan kerap menjadikan IPK sebagai syarat. Angka minimal yang harus dimiliki calon karyawan biasanya ada di rentang 2,75 sampai dengan 3,00.

Jika IPK yang dimiliki lebih tinggi lagi, hal tersebut akan memberi kesan positif di mata perekrut. Ini karena IPK tinggi menunjukkan dedikasi, kedisiplinan, serta kemampuan akademik yang mumpuni dari calon karyawan.

Tentunya, perusahaan menginginkan karyawan yang mampu berkomitmen dan bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya. Maka dari itu, beberapa perusahaan akan memasukan IPK sebagai salah satu standar mereka dalam menyeleksi kandidat.

Pelamar dengan IPK yang memenuhi syarat memiliki peluang lebih besar untuk dipanggil mengikuti tahap seleksi lanjutan.

Pengaruh IPK Terhadap Dunia Kerja

Seperti yang sudah disebutkan di atas, IPK kerap berpengaruh besar dalam seleksi di tahap rekrutmen. Selain sebagai bukti dedikasi dan kedisiplinan, IPK tinggi juga menunjukkan pemahaman mendalam terkait bidang pekerjaan yang dilamar jika jurusan yang diambil kebetulan sejalan.

Beberapa pekerjaan menetapkan syarat latar belakang pendidikan formal di bidang terkait, seperti akuntansi, farmasi, dan teknik.

Selain melihat lisensi dan sertifikasi, pihak perekrut biasanya mempertimbangkan IPK pelamar, karena hal ini sedikit banyak menunjukkan tingkat pemahaman teknikal dan keilmuan mereka.

Meski begitu, IPK tentunya bukan faktor tunggal dalam penentu kesuksesan karier, terlebih jika membicarakan prospek jangka panjang. Penguasaan soft skills lah yang biasanya berperan besar terhadap keberhasilan tersebut.

Kemampuan dalam menjalin networking, kepemimpinan, komunikasi asertif, berpikir kritis, dan keterampilan interpersonal merupakan hal yang sangat penting dalam dunia kerja.

Hal ini karena perusahaan mencari kandidat yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga mampu berinteraksi dan bekerja sama baik secara individu maupun dalam tim.

Maka dari itu, ketika melamar kerja, IPK tinggi bukan satu-satunya kelebihan yang harus Anda tonjolkan.

Implikasi IPK Terhadap Kenaikan Jabatan dan Gaji

Setelah mengetahui seberapa penting IPK terhadap dunia kerja, mungkin Anda akan bertanya-tanya, benarkah IPK tinggi hanya berguna di tahap rekrutmen saja?

Kenyataannya, IPK ternyata juga mempengaruhi potensi kenaikan jabatan dan gaji di kalangan karyawan. Di antara persaingan yang ketat antar rekan kerja, karyawan dengan IPK tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hal tersebut.

Hal ini karena banyak perusahaan yang mengaitkan antara kenaikan jabatan atau gaji dengan pencapaian akademik. IPK yang bagus juga bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan dalam memberikan bonus atau insentif lain kepada karyawannya yang berprestasi.

Dalam pembagian tugas, perusahaan biasanya lebih mempercayakan tanggung jawab besar kepada karyawan dengan rekam jejak akademik yang bagus.

Ketika mencari kandidat untuk mengisi jabatan yang strategis, perusahaan juga kerap menjadikan IPK sebagai alat untuk menyaring sosok yang tepat.

Selain itu, beberapa perusahaan terkadang menawarkan program pelatihan khusus atau pendidikan lanjutan bagi karyawan dengan prestasi akademik yang baik. Dalam kasus ini, IPK yang tinggi bisa membuka peluang bagi pengembangan profesional yang lebih cepat.

Namun, seiring dengan kemajuan dalam karir, hasil kerja dan kemampuan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar biasanya menjadi faktor penentu utama.

Baca Juga: Apa Itu Pro Hire dan Bagaimana Melakukannya?

Faktor Penunjang Karier Selain IPK

Meski terbilang penting, pengaruh IPK terhadap dunia kerja tidak akan berguna dalam jangka panjang jika tidak diimbangi oleh faktor penunjang lain. Apa saja faktor-faktor tersebut?

1. Keterampilan Teknis

Kemampuan teknis yang relevan dengan pekerjaan sangat penting untuk dikuasai. Tak cukup dengan IPK di atas kertas, pemahaman teknikal yang baik ini harus bisa dibuktikan karyawan ketika bekerja.

Beberapa bentuk keterampilan satu ini di antaranya: Mengoperasikan perangkat lunak tertentu, keterampilan menganalisis data, maupun keahlian teknis di bidang yang digeluti.

2. Kemampuan Interpersonal

Tidak hanya penguasaan ilmu di bidang terkait, di dunia kerja, kemampuan untuk bekerja dengan baik di dalam tim adalah hal yang krusial.

Mulai dari berkomunikasi secara efektif, bernegosiasi, berempati, menjadi pendengar, hingga membangun hubungan baik dengan rekan kerja, atasan, dan klien, kemampuan di atas merupakan skill yang sangat penting untuk dimiliki.

3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja yang relevan sangat penting, terutama di tahap rekrutmen. Adanya pengalaman menunjukkan bahwa karyawan telah menerapkan keterampilan mereka di lingkungan kerja secara nyata dan memiliki pemahaman praktis seputar industri atau bidang pekerjaan yang digeluti.

4. Kemampuan Beradaptasi dan Fleksibilitas

Dunia kerja merupakan lingkungan yang dinamis alias terus berubah. Oleh karenanya, karyawan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan dengan cepat.

Hal ini termasuk kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru, familiar dengan teknologi terkini, hingga mampu beradaptasi dengan perubahan peran atau tanggung jawab pekerjaan.

5. Keahlian Problem Solving

Ada kalanya, karyawan dihadapkan pada situasi sulit yang mengharuskannya melakukan pemecahan masalah dengan mengambil tindakan yang paling tepat untuk mengatasi tantangan tersebut.

Maka dari itu, kemampuan problem solving kerap menjadi aset penting dalam dunia kerja. Skill problem solving mencakup kemampuan menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi yang efektif.

6. Etos Kerja dan Disiplin

Etos kerja yang kuat dan kedisiplinan adalah faktor penting dalam mencapai dan mempertahankan kinerja yang bagus.

Orang-orang dengan etos kerja dan disiplin tinggi mampu bekerja secara konsisten, mematuhi tenggat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan, dan memberikan hasil kerja yang berkualitas tinggi.

Kesimpulan

Recruitment Recruitment

IPK merupakan tanda bahwa seseorang mampu menjalankan tanggung jawab di bidang akademik dengan baik. Meski begitu, pengaruh IPK terhadap dunia kerja tidak begitu berarti dalam jangka panjang jika tidak diimbangi oleh kemampuan lain.

Terdapat sederet faktor di samping pencapaian akademik yang sangat krusial untuk menunjang dan meningkatkan karier, yakni penguasaan soft skill dan etos kerja yang baik. Jadi, IPK bukan satu-satunya hal yang menjadi pertimbangan di dunia kerja.

Maka, dalam melakukan rekrutmen karyawan, perusahaan kerap meninjau CV untuk mengenal lebih jauh profil, pengalaman kerja, dan skill yang dimiliki pelamar. Hal-hal inilah yang tak kalah penting dibanding IPK.

Bagi pihak perusahaan, melakukan proses rekrutmen melakukan screening CV secara manual sering kali sering terjadi bias karena kurang objektif.

Maka dari itu, penggunaan Software Rekrutmen LinovHR, bisa sangat membantu perusahaan dalam menyeleksi kandidat secara objektif dengan bantuan AI. Di mana nantinya AI bisa menilai score dari CV, membantu dalam memastikan bahwa kandidat sesuai dengan kualifikasi yang dicari.

Selain membantu dalam menyaring CV, Software Rekrutmen LinovHR juga bisa membantu proses rekrutmen hingga tahap onboarding karyawan.

Canggih bukan? Sudah saatnya beralih ke satu solusi mudah dari LinovHR. Ayo, ajukan demo gratisnya sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Artikel Terbaru